Tuesday, May 21, 2013

Pengaruh Hipnotis

Saya sedang asyik memilih-milih dasi yang terpajang di display sebuah department store, ketika saya dikejutkan dengan tepukan tangan di pundak. Dengan refleks saya menoleh ke arah orang yang menepuk pundak saya itu. Betapa terkejutnya saya, sesosok laki-laki bertubuh besar dan tambun berdiri di hadapan saya. Orang ini pasti orang India atau sebangsanya. Kulitnya hitam gelap, berkumis tebal dan berpenampilan dekil. Ia memperkenalkan dirinya dengan nama Boy.

“Apakah itu istrimu?” orang itu bertanya sambil tangannya menunjuk ke arah Wiwied yang sedang asyik berbicara dengan telepon selulernya.
Orang yang ditunjuk oleh laki-laki ini memang Wiwied istri saya, dan saya hanya bisa mengiyakan saja. Entah mengapa saya seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Sepertinya pikiran saya tertutup sesuatu. Terbukti dengan begitu mudahnya saya menuruti saja kemauan orang itu untuk diperkenalkan dengan istri saya. Dan sama seperti saya, wiwied pun seperti terpengaruh dan menuruti apa saja yang diminta oleh laki-laki itu.

Orang ini ternyata memiliki beberapa orang teman, saya masih sempat menghitung, ada lima orang lagi temannya, masing-masing Josh, Bram, Fai, Yan dan Ali. Setelah mengobrol beberapa lama, dua orang diantaranya minta tolong kepada Wiwied untuk mengantarkan mereka mengambil barang. Sekali lagi, kami hanya bisa menurut. Aneh memang, untuk orang yang baru beberapa menit berkenalan, bahkan dengan penampilan lusuh seperti itu kami mau saja menuruti permintaan mereka. Mereka bilang tidak perlu mengantar berduaan, sebab mereka juga membawa mobil hingga akhirnya kami pun berpisah. Wiwied pergi dengan Josh dan Bram, sementara saya bersama keempat orang lainnya. Saya tidak ingat lagi persisnya saya dibawa ke mana, yang bisa saya ingat hanyalah saya diminta mengemudikan mobil berputar-putar kota sambil terus-menerus diajak ngobrol oleh mereka.

Sementara itu ternyata Josh dan Bram membawa Wiwied ke sebuah motel di pinggiran kota. Josh yang mengemudikan mobil langsung memasukkan mobil ke dalam garasi dan begitu mobil berada di dalam pintu garasi langsung ditutup oleh penjaga motel itu, sementara Bram tampak seperti membereskan urusan administrasi dengan petugas motel sebelum ia pergi meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu.

Begitu petugas motel itu pergi, Bram langsung memeluk Wiwied dari belakang. Ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Wiwied yang jenjang, tengkuk indah itu memang hari itu terpampang tanpa penghalang karena rambut Wiwied memang disanggul ke atas. Entah karena apa, Wiwied hanya manut saja membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Bahkan lebih dari itu! Bahkan kini kedua laki-laki itu mulai melucuti pakaian Wiwied satu demi satu. Mulai dari blazer, blouse kemudian rok span mini yang dipakai Wiwied kini berceceran di lantai. Kini tinggal bra dan G-string transparan saja yang melekat di tubuhnya.

Kedua orang itu tertegun memandangi tubuh wiwied yang setengah telanjang itu, beberapa saat mereka membiarkan istri saya dalam keadaan seperti itu sebelum kemudian Bram memerintahkan Wiwied untuk membuka semua sisa penutup tubuhnya hingga tak lama kemudian istri saya telah benar-benar telanjang bulat. Wiwied juga membuka ikatan sanggulnya hingga kini rambutnya tergerai bebas sampai sedikit di bawah bahunya. Ia hanya berdiri pasrah di hadapan kedua laki-laki itu. Sungguh sangat cantik dia dalam keadaan polos seperti itu. Istri saya yang memiliki wajah baby face dengan kulit yang benar-benar putih bersih, dengan payudara yang boleh dibilang besar (Bra size 34C, cukup besar dengan tinggi badan yang hanya sekitar 162 cm), belahan bukit kembar dengan puting susu coklat kemerahan itu menggelantung bebas dan berguncang lembut mengikuti irama nafasnya. Turun ke bawah terdapat perut yang rata dengan rambut tipis di pangkal pahanya yang tidak begitu lebat hingga samar-samar terlihat belahan bibir bawahnya yang berwarna merah muda.

Kedua orang itu kini tidak sabar lagi, buru-buru mereka melucuti pakaiannya sendiri hingga kini ketiga orang itu sama-sama telanjang bulat. Bram segera membimbing Wiwied ke arah ranjang dan merebahkan tubuh istri saya itu terlentang di kasur. Laki-laki itu segera berbaring di sebelah tubuh istri saya dan membenamkan wajahnya ke dalam belahan payudara Wiwied. Mulutnya dengan gemas menciumi kedua pucuk puting susu Wiwied bergantian. Lidahnya ikut mempermainkan kedua putingnya sambil kedua tangan Bram meremas-remas kedua bukit itu terus-menerus.

Sementara itu Josh dengan tak sabaran membuka kedua selangkangan Wiwied lebar-lebar, dan menemukan belahan bibir mungil yang ada diantaranya. Dengan jari-jari tangannya ia membuka belahan bibir itu hingga menganga dan segera menjulurkan lidahnya ke dalam untuk menjilati bagian dalam dinding vaginanya. Tubuh Wiwied menggelinjang dan dari mulutnya keluar suara dan desahan nafas tertahan setiap kali lidah Josh menyapu setiap permukaan dinding yang sekarang mulai basah. Dan ketika lidah Josh menemukan sebongkah daging kecil di bagian atas liang itu dan menggelitiknya, tak tertahankan lagi tubuh Wiwied menggelinjang lebih hebat dan ia mengerang tertahan.

Hanya beberapa saat saja Josh membenamkan wajahnya di selangkangan Wiwied dan ia sudah merasakan bahwa istri saya ini sudah sangat basah. Maka ia tak membuang kesempatan, ketika Bram sedang sibuk menciumi bibir Wiwied dan meremasi kedua payudaranya, Josh dengan tergesa-gesa merenggangkan kaki Wiwied lebar-lebar, dan menekankan kejantanannya ke dalam liang senggama yang sudah sangat siap menerima penetrasi itu. Maka dengan mudah Josh mendorongkan miliknya sampai masuk semua ke dalam vagina Wiwied disertai dengan pekik tertahan yang keluar dari mulut Wiwied, tidak begitu jelas memang karena mulutnya tersumbat mulut Bram.

Dengan posisi berlutut kini Josh mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur menekan bagian bawah perut Wiwied. Ia dengan leluasa memompa tubuh Wiwied yang terlentang di hadapannya. Sementara kedua kaki Wiwied diangkat dan diletakkan di atas pundak Josh, hingga ia bisa menekan lebih dalam lagi dengan posisi seperti ini.

Sementara Bram yang mulai merasa tidak leluasa mencumbui Wiwied karena badan Wiwied yang selalu berguncang-guncang mengikuti gerakan pinggul Josh, mengalah dan duduk di sofa sambil menonton adegan itu, sambil sekali-sekali tangannya mempermainkan batang penisnya sendiri yang sudah sejak tadi berdiri tegang.

Hampir sepuluh menit berlalu dari saat Josh melakukan penetrasi pertamanya ketika ia makin mempercepat dan memperkeras goyangan pantatnya hingga makin membuat Wiwied mengerang tak berkesudahan, dan tiba-tiba tubuh lelaki itu mengejang di atas tubuh Wiwied. Ia menyemburkan air maninya ke dalam liang senggama Wiwied dengan derasnya. Beberapa saat kemudian setelah nafasnya mulai teratur kembali, Josh memisahkan diri dari tubuh Wiwied dan berjalan ke arah sofa dan duduk di sisi Bram.

“Wah, luar biasa tuh cewek. Cantik lagi..!” katanya sambil menyalakan sebatang rokok.
“Giliranmu Bram..” katanya sambil menoleh ke arah rekannya.
Bram yang sejak tadi sudah tidak sabar, segera berdiri dan berjalan ke arah Wiwied yang terlentang di atas kasur. Bahkan posisinya sampai sekarang belum berubah, kedua belah kakinya masih mengangkang lebar, hingga tampak terlihat jelas sebagian air mani meleleh keluar dari dalam bibir bawahnya yang masih membengkak dan menganga.

Bram menarik tubuh Wiwied hingga kini istri saya terduduk di pinggir tempat tidur, wajahnya persis menghadap ke selangkangan Bram yang berdiri di depannya. Dengan sekali rengkuh ia menarik kepala Wiwied dan mejejalkan batang penisnya ke dalam mulut Wiwied. Istri saya sekarang melakukan oral pada Bram. Wiwied yang memang jago dalam hal satu ini langsung membuat Bram merem melek keenakan. Ia sesekali mengerang, “Aahh… Jago sekali nih cewek nyepongnya, loe musti nyobain Josh!” Bram berkata sambil menoleh ke arah Josh yang sedang duduk terlentang mengumpulkan tenaga.

Wiwied yang berada di bawahnya terus memainkan bibir, mulut dan lidahnya untuk mempermainkan batang penis Bram. Caranya ia menghisap kepala penis yang makin lama makin licin dan berubah warna menjadi merah tua keunguan itu pasti tidak pernah dilupakan oleh Bram. Belum lagi kepalanya yang ikut bergerak-gerak maju mundur mensimulasikan gerakan senggama kepada batang penis yang berada di dalam mulutnya itu.

Entah sudah berapa lama Wiwied mengulum penis Bram, ketika akhirnya Bram melepaskan diri dan menarik tubuh Wiwied berdiri dan menariknya ke arah meja rias yang berada di ujung ranjang, menghadap cermin. Lalu dari belakang Bram memasukkan batang miliknya ke dalam vagina Wiwied dengan sekali sentakan halus hingga amblas seluruhnya ke dalam. Terasa benar liang itu sangat licin dan hangat. Dan kemudian Bram mulai mengerakkan pinggulnya maju mundur sementara kedua tangannya memegang pinggul Wiwied untuk membantu menggoyangkannya berlawanan dengan arah gerakan pinggul Bram yang maju mundur.

Stamina Bram sungguh bagus, hampir sepuluh menit ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan disertai hentakan-hentakan kasar. Wiwied benar-benar mengerang-erang tak berkesudahan digagahi dengan cara seperti itu. Nikmat, geli dan kadang-kadang ngilu bercampur jadi satu. Apalagi batang kejantanan Bram termasuk besar hingga terasa sekali benda itu begitu penuh dan menguak lebar vaginanya.

Tiba-tiba Bram memisahkan diri dan menarik tubuh Wiwied dan memaksanya berjongkok di hadapannya, ia kemudian menjejalkan kembali batang penisnya ke dalam mulut Wiwied, hampir bersamaan dengan itu Bram memuntahkan air maninya ke dalam mulut Wiwied. Air maninya menyembur dengan deras sekali dan tidak tertampung oleh mulut Wiwied yang mungil hingga meluap keluar, meleleh ke dagu dan menetes ke bawah membasahi belahan payudaranya. Bisa dipastikan sebagian air mani itu pasti telah tertelan oleh Wiwied, dan ketika akhirnya Bram mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Wiwied, muntahan air mani itu segera berhamburan keluar dari dalam mulut Wiwied karena memang sangat banyak dan Wiwied tidak sanggup menelan semuanya. Kini wajah bagian bawah Wiwied berlepotan lendir lengket berwarna putih susu.

Sehabis itu, masih dalam keadaan telanjang Josh dan Bram kemudian membimbing Wiwied ke dalam kamar mandi untuk memandikannya. Kedua laki-laki itu membersihkan semua lendir yang berada di selangkangan dan wajah Wiwied sambil memandikannya. Namun kemudian, kedua laki-laki itu sekali lagi menggagahi Wiwied di dalam kamar mandi bergantian. Sekali lagi Wiwied digilir di dalam bath tub dalam keadaan berdiri menghadap tembok kamar mandi pertama oleh Josh, dan ketika Josh selesai mencabut batang penisnya ia langsung digantikan oleh Bram yang juga langsung memasukkan batang kejantanannya dari belakang tanpa pemanasan lagi. Baru sesudah Bram selesai, mereka benar-benar memandikan Wiwied sampai bersih sebelum kemudian mereka kembali berpakaian dan keluar meninggalkan motel itu kembali menemui rekan-rekan mereka yang sedang bersama saya.

Kami bertemu kembali di tempat di mana saya dan Wiwied pertama kali bertemu dengan mereka. Dan ketika bertemu Wiwied saya sedikit heran, kok sekarang sanggul istri saya telah terlepas, jepitan rambut besar yang tadinya digunakan untuk menjepit sanggul istri saya itu sekarang hanya digunakan untuk menguncir rambut istri saya ke belakang. Dandanannya juga agak acak-acakan, tidak serapi waktu pergi. Namun ketika mata saya bertemu dengan mata Boy, entah mengapa kecurigaan saya itu langsung sirna.

Singkat kata, akhirnya entah mengapa kami sepakat membawa mereka pulang ke rumah. Sekali lagi aneh, di rumah itu tidak ada siapa-siapa, bahkan pembantu pun tidak tampak batang hidungnya. Saya diajak duduk di ruang tengah oleh Josh dan Bram sementara yang lainnya masuk ke kamar tidur bersama Wiwied, sementara pintu kamar seperti sengaja dibiarkan terbuka lebar. Saya masih sempat mendengar suara Boy yang tanpa sungkan-sungkan meminta Wiwied menanggalkan pakaiannya, serta membuka kunciran rambutnya hingga kini rambutnya tergerai bebas ke bawah. Mereka cukup terkejut ketika melihat Wiwied hanya mengenakan celana dalam G-string transparan warna putih plus bra berenda yang juga transparan dan sama warnanya, jelas kedua potong pakaian dalam itu menunjukkan kemontokan pantat serta payudaranya. Boy dan yang lainnya seperti terperangah dengan kemolekan tubuh Wiwied.

Sesaat kemudian Boy mulai memeluk dan menciumi Wiwied dari belakang. Fai yang berjongkok memulai mencium dari paha kemudian ke pantat, sedangkan Bram meremas-remas payudara Wiwied serta menciuminya, sementara Yan memilih duduk di kursi rias sambil menonton ketiga rekannya mengeroyok Wiwied. Tidak tahan hanya melihat Wiwied memakai baju dalam, Fai mulai menarik G-string Wiwied dari belakang dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga sekarang pantat istri saya yang montok jelas terlihat. Pada saat yang sama, Boy melepas bra Wiwied hingga kedua buah payudara istri saya itu menggelantung bebas tanpa penghalang lagi dan segera disambut oleh Bram dengan menjilat-jilat puting susunya.

Sesaat kemudian Boy melepas semua bajunya dan kemudian mengangkat tubuh molek Wiwied ke atas tempat tidur. Sementara yang Fai menyambut tubuh istri saya di atas ranjang. Wiwied terlentang di tempat tidur dengan kaki terbuka lebar, kepalanya sekarang berada di pangkuan Fai. Ia merintih-rintih karena kemudian Boy menjilati dan menghisap klitorisnya. Tampaknya tubuh Wiwied tidak bisa menolak kenikmatan yang diberikan Boy, meskipun saya yakin dia sedang di bawah pengaruh Hipnotis, tak berapa lama kemudian vagina Wiwied yang sekarang sudah cukup basah dengan mudah menerima penis Boy. Kaki Wiwied diangkat, dilingkarkan ke tubuh Boy pada saat dia menggoyang naik turun.

Kira-kira lima menit, Boy mempercepat goyangannya dan tiba-tiba mencabut penisnya dari dalam vagina Wiwied. “Tunggu dulu, gue belum mau keluar. Loe terlalu cantik untuk dilewatkan sesaat, jadi harus dinikmati dengan waktu yang cukup lama..”

Boy kemudian mengangkat tubuh istri saya dan memposisikannya doggy style dengan perut diganjal bantal dan pantat menghadap ke atas. Sekarang keindahan pantat Wiwied benar-benar terlihat, tidak satu orang pun yang tidak terangsang melihat Wiwied pada posisi tsb. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Boy membimbing penisnya masuk ke dalam vagina Wiwied yang masih basah dan tampak berwarna pink muda. Kedua tangan Boy memegang pantat Wiwied, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Boy mengelus-elus pantat Wiwied dan sesekali meremas payudara Wiwied dari belakang.

Beberapa menit kemudian, Boy kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Wiwied. Jadi sekarang persis seperti naik kuda lumping, kedua tangan Wiwied dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama. Akhirnya Boy tidak lagi bisa mempertahankan, dia lepaskan spermanya ke dalam vagina Wiwied disertai erangan kenikmatan. Tampak cairan putih kental keluar dari dalam vagina Wiwied seiring dengan dicabutnya penis Boy dari dalam vagina Wiwied, cairan putih tsb mengalir ke pahanya dan menetes di tempat tidur. Beberapa detik kemudian tiba-tiba badan Boy didorong oleh Fai, “Gantian dong, sekarang giliran gue..”

Wiwied dibimbing masuk ke dalam kamar mandi yang sekarang sudah penuh dengan air hangat. Fai dengan bersemangat membersihkan tubuh Wiwied, terutama di bagian kemaluannya. Fai yang sudah telanjang bulat dengan penis tegang, meminta Wiwied untuk melakukan oral sex. Wiwied menuruti saja kemauan Fai, bahkan dia memperlakukan Fai seperti suaminya sendiri yaitu dengan menjilati bagian kepala penis dan dilanjutkan dengan ‘deep troath’. Saya sudah menceritakan bagaimana lihainya Wiwied dalam permainan ini, hingga tidak usah dijelaskan lagi bagaimana nikmat yang dirasakan oleh Fai dengan pelayanan Wiwied seperti itu. Masih di dalam kamar mandi, Wiwied kemudian disetubuhi Fai dengan berdiri dari belakang. Kedua tangan Fai meremas-remas payudara Wiwied, sedangkan pinggulnya bergoyang dengan cepat. Goyangan ini bertahan selama hampir sepuluh menit, sebelum akhirnya dicabut. Pada saat bersamaan Wiwied diposisikan berlutut menghadap Fai. Sekali lagi Wiwied melakukan oral sex, tapi kali ini tidak lama. Hanya dengan beberapa hisapan, penis Fai menyemburkan isinya ke dalam mulut Wiwied serta wajahnya. Wiwied kembali menelan air mani, kali ini dari penis Fai. Sama seperti tadi, sebagian air mani ini juga meluap keluar dari dalam mulut dan berlepotan di wajahnya.

Fai kemudian meneruskan membersihkan badan Wiwied dan akhirnya membimbingnya keluar dari bath tub kembali ke ranjang. Boy yang rupanya telah membongkar lemari pakaian kami menemukan koleksi lingerine Wiwied yang memang sering dia pakai terutama pada saat menjelang kami berhubungan intim sebagai ‘starter’. Boy sudah mempersiapkan stoking, gather, G-tring dan bra yang serasi ditambah baju tidur. “Ayo sekarang kamu pakai baju ini dan menunggu kedatangan teman-teman kita yang lain.” perintah Boy pada Wiwied.

Boy, Bram dan Josh sekarang duduk berhadapan dengan saya di meja kerja. Mereka mengajak saya ngobrol mengenai perusahaan dotcom disertai business case-nya. Saya sangat terkejut ketika melihat Wiwied dari celah-celah pintu kamar yang terbuka sedikit, dia memakai baju tidur transparan lengkap dengan stoking dan ghater-nya. Dia tampak begitu seksi dan merangsang dengan rambut tergerai acak-acakan. Bram dan Yan berada di samping kiri dan kanan Wiwied sambil menciumi lengan dan meremas-remas payudaranya. Masih dari celah-celah pintu, saya bisa melihat sekarang ketiganya merebahkan diri di tempat tidur. Bram menciumi bibir istri saya sambil meremas payudara sedangkan kepala Yan menghilang di bawah selangkangan Wiwied sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat.

Saya terkejut ketika Boy mengajak saya masuk ke dalam kamar Wiwied untuk mengambil buku daftar PIN untuk diberikan kepada Boy. Saat masuk ke dalam kamar, saya dapat melihat dengan jelas Bram sedang melepas bra Wiwied dan Yan sedang menarik ke bawah G-string istri saya dengan giginya. Setelah selesai menelanjangi Wiwied, Bram langsung menghisap puting susu Wiwied yang sebelah kiri. Bahkan saya masih inggat, puting susu Wiwied sudah ereksi menjadi bengkak dan meruncing. Tanpa rasa apa-apa saya terus saja berjalan melewati tempat tidur dan langsung membuka laci lemari di samping kiri di mana Wiwied sedang terlentang dan dikerubuti dua orang laki-laki yang juga sudah sama-sama bugil. Dari dalam laci saya mengambil sebuah buku catatan yang berisi PIN kartu kredit saya dan Wiwied. PIN dan kartunya kemudian saya serahkan pada Josh yang menunggu di belakang saya.

Ketika saya beranjak melewati tempat tidur lagi untuk keluar dari kamar, Bram menghisap-hisap serta meremas payudara Wiwied, Yan masih dengan beringas menciumi serta menyedot vagina istri saya. Anehnya Wiwied tampak biasa saja, bahkan seperti menikmati kejadian tersebut. Matanya tampak setengah terpejam sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Bram yang sedang terbenam di dadanya. Sementara tangan satunya lagi berada di atas kepala Yan. Sesekali dia merintih keenakan karena rangsangan pada klitoris dan payudaranya. Boy dengan sigap menarik saya keluar dari kamar Wiwied, mungkin dia tahu saya mulai curiga dengan perlakuan temannya pada istri saya. Sayup-sayup terdengar mobil meninggalkan rumah, ternyata Josh sedang menuju mesin ATM untuk menarik uang dari kredit card saya dan Wiwied.

Saya dan Boy kembali duduk berhadapan di samping kamar di mana Wiwied sedang disetubuhi. Masih dengan pintu kamar yang terbuka lebar, sehingga tampak dengan jelas bagaimana Wiwied dalam posisi doggy stye sedang menghisap penis Bram sedangkan dari belakang Yan menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya menepuk-nepuk pantat Wiwied. Suara mereka pun terdengar dengan jelas.
“Ooh gila.. vagina si Wiwied ini benar-benar basah dan menggigit. Belum pernah sebelumnya saya merasakan yang seenak ini. Mujur benar si Doni mempunyai istri seperti dia, tapi sayangnya saat ini kita yang menikmatinya.. he.. he.. he..” desah Yan.
“Hisapannya pun cukup kuat, pandai sekali dia nyepongnya,” balas Bram.

Selama lebih setengah jam mereka berdua secara bersama-sama menyetubuhi istri saya, berbagai macam posisi mereka coba. Mulai dari doggy style, women on top, berdiri dan ketika Bram tak bisa bertahan lagi dan menyemburkan maninya ke dalam vagina Wiwied, kemudian mereka bertukar posisi. Kembali dengan doggy style, Kini Yan yang menggasak Wiwied dari belakang, sementara Bram menjejalkan penisnya ke mulut Wiwied untuk dibersihkan, sampai akhirnya diakhiri dengan gaya Wiwied duduk membelakangi Bram yang sesaat kemudian kembali menyemprotkan air mani ke wajah Wiwied. Yan pun juga mengalami klimaks dengan mengeluarkan isinya ke dalam vagina Wiwied. Namun rupanya Yan belum puas, ia menarik kepala Wiwied untuk menghisap penisnya yang mulai loyo. Wiwied menuruti saja permintaan Yan tsb. Dengan wajah yang masih penuh dengan sperma, Wiwied melakukan oral sex lagi beberapa saat sebelum Kedua pria tersebut kemudian membimbing Wiwied masuk ke dalam kamar mandi, Wiwied untuk yang kedua kalinya dibersihkan tubuhnya dari ceceran sperma di vagina maupun di wajahnya.

Tampaknya Boy dan Ali yang juga menyaksikan aksi tsb dari luar mulai terangsang kembali. Buktinya setelah saling memberi isyarat dengan mata mereka sekarang menuju kamar mandi dan mengeringkan tubuh Wiwied yang sudah bersih dan segar dengan handuk. Bram dan Yan memakai baju kembali dan keluar menemui saya. Sayangnya sekarang pintu kamar tidur ditutup, sehingga saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Yang jelas, Boy dan Ali pasti kembali menggauli istri saya untuk yang kedua kalinya. Dari pengakuan Wiwied kemudian, saya tahu bahwa pada saat itu Boy langsung mengangkat tubuhnya dan meletakkan di atas sofa yang terdapat di dalam kamar. Boy memposisikan Wiwied menungging dengan tangan berpegangan pada pundak Ali yang duduk di sofa, kemudian Boy memasukkan penisnya dari belakang. Sementara Ali yang duduk menghadap Wiwied menciumi wajah dan payudara Wiwied bergantian.

Tak berapa lama kemudian, tubuh Wiwied merosot ke bawah, kepalanya menangkup di selangkangan Ali dengan melakukan oral pada penisnya, sementara Boy tetap menggoyangkan pinggulnya maju mundur dari belakang. Dan ketika telah selesai menyemburkan air maninya kembali ke dalam vagina Wiwied, Ali langsung membopong tubuh istri saya dan memangkunya. Wiwied sekarang duduk di atas pangkuang Ali, dengan mudah batang penis Ali menyelusup ke dalam vagina Wiwied. Namun aneh, Wiwied malah dengan sukarela menggoyangkan pinggulnya naik turun di atas pangkuan Ali dengan kedua belah tangan berpegangan pada pundak Ali. Beberapa lama kemudian Ali membopong tubuh Wiwied yang sudah keletihan itu dan meletakkannya di atas tempat tidur sebelum kemudian menindihnya dan mulai menggerakkan kembali tubuhnya naik turun.

Saat itu Josh melangkah masuk ke dalam kamar, rupanya ia telah pulang dari menguras ATM saya sampai batas limit, dan ketika melihat Ali sedang menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh istri saya yang sekarang telungkup di atas tempat tidur ia jadi kembali terbangkit nafsunya, maka ia pun kembali membuka seluruh pakaiannya dan mengocok penisnya hingga menegang, dan ketika Ali selesai, tanpa basa basi Josh pun segera naik di atas tubuh istri saya yang kini telah lemah lunglai. Wiwied hanya pasrah saja tubuhnya dibolak-balik sesuka hati oleh Josh sambil terus disetubuhi sampai pada akhirnya Josh mencabut penisnya dari vagina Wiwied dan menjejalkan ke mulut istri saya, bertepatan dengan memuntahkan air maninya ke dalam mulut Wiwied. Air mani itu muncrat dan berlepotan ke seluruh wajah istri saya setelah sebagian tertelan. Baru sesudah Josh menyelesaikan hajatnya, kelihatannya mereka sudah cukup puas melampiaskan semua nafsu birahinya terhadap istri saya.

Setelah mengucapkan terima kasih, keempat sekawan tsb meninggalkan rumah kami sambil membawa G-string dan bra Wiwied yang berwarna putih, perhiasan, dan uang tunai baik yang ada di rumah maupun dari ATM. Boy berkata bahwa dalam waktu satu jam semuanya akan kembali seperti biasa. Sekarang dia meminta saya meneruskan menulis proposal, serta meminta Wiwied untuk tidur agar tidak kecapaian setelah melayani tamu.

Kira-kira satu jam kemudian, saya terbangun dari tidur saya di atas meja kerja. Saya merasa semua kejadian tadi seperti mimpi, untuk membuktikan saya masuk ke dalam kamar, ternyata di situ saya menyaksikan Wiwied sedang terlelap tanpa baju dengan hanya ditutupi selimut. Tampak juga gaun tidur, G-tring hitam, stoking serta gather tercecer di bawah tempat tidur. Makin penasaran, saya periksa tempat tidur Wiwied. Masih ada sisa-sisa sperma di mana-mana. Bahkan banyak juga yang masih melekat di wajah, mulut, rambut dan di selangkangannya. Saat Wiwied terbangun dari tidurnya, dia juga merasakan hal yang sama. Dapat mengingat semua kejadian dengan jelas, tetapi tidak bisa menolak untuk tidak melakukannya. Begitulah, kami kehilangan harta dan harga diri setelah dihipnotis.

TAMAT

No comments:

Post a Comment