Cerita panas, Halo kenalin ya, aku yang punya cerita dewasa ini, namaku Rian waktu aku baru menikah dengan isteriku aku tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil dengan kondisi rumah yang sangat sederhana. Kamar mandi kontrakanku bersebalahan dengan kamar mandi tetangga belakang rumahku. Bahkan pintu belakang rumah kami bisa menuju rumah tetanggaku karena pintu belakangnya berhadap-hadapan yang langsung menuju kamar mandi.
Cerita Dewasa itu berawal ketika Ketika itu aku belum begitu kenal dengan tetanggaku itu tapi aku sudah mendengar dari isteriku bahwa tetanggaku isterinya cantik dan putih walaupun badannya agak besar sedikit. Aku jadi penasaran ingin tahu seberapa cantik tetanggaku itu. Pada suatu Riani kamipun bertemu dan berkenalan dengan suami dan isteri tetanggaku mereka bernama Mas Andre dan Mbak Lina. Mbak Lina masih muda sekali bahkan lebih muda dari aku beberapa tahun. Kamipun menjadi akrab. Mas Andre memiliki usaha sendiri di bidang accu mobil dan motor di dekat rumah mertuanya yang cukup jauh dari tempat tinggal kami. Mas Andre selalu berangkat pagi dan pulang maghrib. Karena sudah terlalu akrab aku dan isteriku sering nonton TV di rumah mereka, maklumlah kami masih baru menikah jadi belum punya barang apa-apa hanya lemari plastik, ranjang dan peralatan dapur bahkan kami masih sama-sama kuliah. baca cerita dewasa panas ini.
Karena saking akrabnya aku sudah tidak sungkan lagi untuk masuk ke rumah mereka. Pada suatu siang, ketika isteriku sedang pergi kuliah dan aku sendirian di rumah aku bertandang ke rumah tetanggaku untuk nonton TV. Kebetulan di rumahnya hanya ada Mbak Lina dan anaknya yang baru berumur 2 tahun. Sewaktu nonton TV kami mengomentari tentang film yang kebetulan tentang percintaan. Semakin asyik mengobrol isteri tetanggaku menanyakan tentang bagaimana hubungan sex.. tadinya aku kaget sewaktu dia bicara tentang sex, lalu aku beranikan diri untuk menanyakan bagaimana hubungan sex mereka.
Mbak Lina bilang bahwa dia belum pernah merasakan enaknya hubungan sex karena suaminya tidak pernah melakukan pemanasan. Lalu aku berlagak banyak pengalaman memberikan petunjuk dia senang sekali mendengarnya. Ketika itu Mbak Lina sedang menyusui anaknya lalu aku goda dia dengan gurauan yang berbau sex dan aku goda juga anaknya dengan memegang payudara Mbak Lina untuk melepaskan pentilnya dari mulut anaknya seolah-olah aku melarangnya menyusu lagi karena memang anaknya sudah terlalu besar untuk menyusui. Ternyata Mbak Lina diam saja, setelah itu dia menyuruh anaknya main keluar. Setelah anaknya pergi aku beranikan diri untuk mendekatinya dan memeluknya, tanpa berfikir panjang aku langsung mengecup bibirnya dan kami berciuman, ternyata Mbak Lina membalas ciumanku dengan erangannya yang merangsang.
Lama kami saling berpagut ciuman hingga Mbak Lina mengerang seperti keenakan kemudian aku mainkan payudaranya yang besar dan aku mainkan pentilnya dengan jari-jemariku. Sebelumnya dia sudah bilang bahwa vaginanya sudah basah dari sewaktu kami ngobrol tentang sex. Kemudian setelah puas kami berciuman aku bimbing Mbak Lina untuk tiduran dan aku beralih posisi di atas badannya. Kamipun berciuman lagi sambila aku tekan tonjolan penisku yang sudah menegang di balik celanaku. Aku gesek-gesekkan penisku di vaginanya dengan masih memakai pakaian lengkap. Tentu saja Mbak Lina semakin liar merasakan rangsangan yang aku timbulkan di daerah kemaluannya. Rasanya aku sudah tidak dapat menahan penisku lagi yang sudah begitu menegang dan ingin rasanya aku masukkan ke dalam lubang vaginanya.
Tiba-tiba aku mendengar suara ketuk pintu, kemudian aku hentikan ciumanku dan kami saling menatap dengan penuh kesal dan sedikit marah karena mengganggu kami yang sedang nikmatnya memadu kasih. Aku tidak dapat meneruskan ciuman lagi dan tanpa fikir panjang aku langsung pulang dengan hati kecewa dan penisku masih menegang 100%, aku semakin gelisah karena tidak dapat menyalurkan gairah sexku lagi. Kemudian Aku ke kamar mandi dan mencoba mengingat kembali peristiwa tadi dengan Mbak Lina sambil aku bermasturbasi. Tiba-tiba terdengar suara orang mandi di rumah kontrakan sebelahku, kemudian aku melongok dan kulihat seorang gadis cantik, putih mulus sedang mandi telanjang bulat. Aku berhayal lagi hingga akhirnya aku bisa menyalurkan sexku lewat masturbasi.
Setelah kejadian itu aku tidak memiliki waktu lagi untuk berduaan dengan Mbak Lina karena selain isteriku sering di rumah akupun sibuk dengan kuliahku. Setelah beberpa bulan kami tinggal di rumah kontrakan tersebut kamipun pindah rumah. Dengan sedikit berat hati Mbak Lina melepaskan kami pindah rumah, tetapi aku masih menitipkan beberapa barang di rumahnya karena tidak muat dalam mobil. Seminggu kemudian aku datang siang Riani ke rumah Mbak Lina untuk mengambil barangku. Kebetulan Mbak Lina sedang berduaan dengan anaknya. Pikiran kotorku mulai muncul, “Inilah saatnya aku bisa bermain cinta dengannya”. Setelah mengobrol beberapa saat aku memberikan uang kepada anaknya dan menyuruhnya jajan di luar. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan, setelah anaknya pergi aku langsung menciuminya dan diapun membalasnya bahkan dengan erangan yang lebih liar dari sebelumnya.
Sambila berciuman tanganku langsung kuarahkan ke dalam celana dalamnya dan memainkan gundukkan rambut kemaluannya dengan mengelus-elusnya. Kemudian mulutku beralih ke gundukan dua bukit yang menggemaskan. Kumainkan lidahku di sekitar puting sambil tanganku tetap bermain di lubang kemaluannya. Mbak Lina tidak dapat menahan seranganku karena rangsangan yang aku berikan membuatnya semakin mengerang dan memelukku erat-erat. Aku buka resluiting celana jeansku kemudian tangan Mbak Lina ku bimbing untuk memainkan penisku yang sudah mulai tegang. Dengan lembutnya Mbak Lina mengelus dan mengocok penisku. Keruan saja semakin lama penisku semakin tegang keras, dan rangsangan yang timbulkannya membuatku ingin sesegera mungkin memasukkannya ke liang kenikmatan Mbak Lina.
Kami berdua sudah tidak dapat menahan rangsangan lagi selanjutnya aku berjongkok untuk membuka celana pendek dan celana dalamnya. Kami sempat saling bertatapan seolah-olah sudah tidak bisa membendung lagi gairah yang muncul dan ingin secepatnya memasukkan rudalku ke lubang kemaluannya. Dengan hanya membuka setengah celana jeansku sebatas dengkul aku mulai mengambil alih posisi di atasnya. Untuk memberikan sensasi yang lebih aku gesekkan penisku di kemaluan Mbak Lina sehingga membuat Mbak Lina tidak kuat menahan rasa geli. Lama aku menggesek-gesekan penisku di atas lubang kemaluannya hingga aku lihat Mbak Lina sudah tidak tahan lagi, kemudian kau masukkan rudalku ke lubang kemaluan Mbak Lina yang wangi.
Perlahan aku tusuk rudalku dan Mbak Lina membuka lebar-lebar kakinya agar memudahkan rudalku masuk ke lubang kewanitaannya. Perlahan tapi pasti kejantananku memasuki lubang kenikmatan Mbak Lina dan eranganpun keluar dari mulut Mbak Lina yang semakin liar: “Oohh.. ohh Mas.. enak”. Sambil memegang panggul dan pantatku Mbak Lina membantuku memasukkan dan mengeluarkan penisku dari lubang kemaluannya. Pada saat rudalku menusuk Mbak Lina menekan pantatku sehingga seluruh penisku masuk semuanya ke dalam lubang kenikmatan tersebut sambil aku putar pantatku.
“Oohh enak Mas.. terus.. Mas terus.. yang cepet ooh.. enak”.
Vagina Mbak Lina memang kuakui sangatlah lain dan memiliki daya tarik dan daya rangsangan yang tinggi. Sewaktu aku menarik dan memasukkan penisku ke dalam kemaluannya sensasi yang aku terima begitu dasyat sekali karena dinding vaginanya menyempit ketika penisku masuk dan memijit-mijit batang penisku, ini sensasi yang baru buatku. Begitu nikmatnya vagina Mbak Lina, selain batang penisku dipijit-pijit oleh dinding vaginanya juga penisku serasa disedot setiap kali penisku di dalam vaginanya. Walaupun ukuran penisku standar tidak seukuran orang bule tapi sensasi lubang vagina Mbak Lina seakan-akan menyempit. Kami berdua saling mengerang kenikmatan, terlebih-lebih aku karena nikmatnya yang tiada tara.
Peluh keringat terus mengucur dan Mbak Lina masih tahan dengan gempuran rudalku. Kepala Mbak Lina semakin bergerak ke kiri dan ke kanan sambil terus tidak henti-hentinya mengerang dengan mata tetap tertutup merasakan kenikmatan gesekan rudalku. Aku ingin berganti posisi di bawah untuk menambah sensasi tapi Mbak Lina menolaknya karena takut dia tidak mendapatkan orgasme yang sebentar lagi akan datang. Dengan kecewa aku menuruti kemauannya walaupun aku merasa dengan posisinya di atas kenikmatan yang luar biasa akan kami peroleh. Aku semakin mempercepat gerakanku dengan maju mundur. Semakin cepat gerakkanku semakin aku merasakan ledakan akan keluar dari dalam tubuhku. Aku tidak tahan lagi dengan sensasi yang diberikan oleh lubang kemaluannya Mbak Lina yang dasyat itu, maka aku merasakan orgasmeku akan datang.
“Mbak enak banget.. ohh.. aku sampe nggak tahan nih.. ohh enak”
“Ohh Mas eenaak.. sekali.. terus Mas.. terus.. oohh.. hmm” aku semakin tidak tahan dengan erangannya yang membuatku semakin bernafsu.
“Ohh Mbak aku mau keluar Mbak.. bareng Mbak”..
“Oohh aku juga.. enak.terus.yang kenceng Mas.. ohooh.. Mas aku keluaarr.. hmm”
“Aku juga Mbak.. oohh.. aku keluar Mbak”.
Lalu aku muncratkan spermaku di dalam vaginanya sambil aku peluk dia dan kukulum bibirnya yang mungil dan kami saling berpagutan berciuman merasakan kenikmatan yang sedang berlangsung. Semakin kencang spermaku keluar semakin kencang aku mencium dan menyedot bibirnya yang tentu saja membuatnya semakin menyedot pula dan mencengkeram serta memelukku erat karena tidak tahan dengan nikmatnya orgasme. Kami berdua sama-sama lemas dan masih merasakan sisa kenikmatan yang terakhir. Sambil masih terus berciuman dan rudalku masih menancap di lubang kemaluannya. Denyutan dari dinding kewanitaan Mbak Lina masih bisa aku rasakan di batang rudalku yang begitu nikmatnya.
“Aku senang Mas bisa ngeseks sama Mas,.. aku nggak nyesel kok” katanya sewaktu kami masih berpelukan.
“Aku juga seneng Mbak.. enak banget.. abis memek Mbak legit sih.. he he.. ” candaku
“Mas bisa aja ah.. ” sambil mencubit pinggangku Mbak Lina menunduk malu dan senang dengar pujianku.
kemudian kami membersihkan diri bersama-sama dan setelah itu berciuman lagi sambil berpelukan. Lama kami berpelukan sampai pada akhirnya aku pamitan karena takut suaminya pulang atau tetangga yang lain akan curiga. Dengan pandangan mata yang sendu Mbak Lina melepas aku pergi, aku tahu bahwa sebetulnya dia masih menginginkan penisku untuk dimasukkan ke dalam lubang kemaluannya lagi tapi karena sesuatu hal dia mengerti tidak mungkin melakukannya lagi.
Ini adalah pengalaman yang tidak bisa aku lupakan karena sampai saat ini belum pernah aku merasakan vagina yang senikmat Mbak Lina. Sebenarnya aku ingin sekali mencicipi vaginanya Mbak Lina tapi setelah kejadian itu kami tidak pernah bertemu lagi karena rumahku dan rumahnya berjauhan, selain itu aku dengar bahwa mereka juga telah pindah rumah ke orangtuanya. Berita yang terakhir aku dengar bahwa suami Mbak Lina, yaitu Mas Andre menikah lagi jadi Mbak Lina di madu dan Mbak Lina semakin kesepian saja. Demikianlah sepenggal pengalamanku yang sangat mengasyikkan. Bila ada tante-tante atau cewek-cewek ABG yang hipersex atau butuh pasangan seks bisa menghubungiku dan akan aku berikan sensasi yang dahsyat yang tidak dapat dilupakan.
No comments:
Post a Comment