Dari bagian 1
Lalu Doraemon memencet tombol lagi di jam tangannya sehingga putaran batang kemaluan makin cepat disertai gerak hentakan maju mundur persis dengan mata bor hammer drill.
"Oooh.. ahh.. a.. aku keluar Doremoon!", teriak wanita itu sambil menarik pantat Doraemon agar batang kemaluannya masuk hingga batas terdalam.
Dengan segera Doraemonpun memencet lagi tombolnya untuk mengurangi kecepatan putar dan mematikan gerak hentakan batang kemaluannya. Dirasakannya gemuruh tekanan cairan hangat yang keluar dari liang kenikmatan wanita itu pada sekujur batang kemaluannya. Pencetan tombol berikutnya membuat arah putaran batang kemaluanya berbalik dan sedikit demi sedikit keluar meninggalkan liang kewanitaan wanita itu. Byoor.. menyemburlah cairan hangat yang sangat banyak dari liang kewanitaan itu hingga membasahi seluruh tubuh Doraemon. Tak mau kalah, Doraemonmun memencet lagi tombol dijam tangannya. Dan ujung batang kemaluan Doraemon terbuka katupnya sehinga croot.. croot.. croot.. menyemburlah cairan pekat yang tak kalah banyak membasahi seluruh tubuh wanita yang terbaring lemas itu.
Byuur, sebuah siraman dari Ibu Nobita membangunkan Doraemon dari tidurnya dan membuatnya lari tunggang langgang dengan arah tak menentu. Byuur lagi, sekarang giliran Nobita.
"Brr.. hi.. dingin!", ucap Nobita.
"Ayo bangun cepat Nobita, kamu bisa kesiangan ke sekolah!", teriak Ibu Nobita.
Nobita pun segera berlari ke kamar mandi dan segera bersekolah, sementara Doraemon duduk-duduk santai mengeringkan bulu-bulunya di teras rumah.
Sepulang sekolah Nobita langsung masuk rumah dan berteriak-teriak mencari orang yang ada dirumah. Tapi tak satupun jawaban yang ia dapatkan. Sampai dihalaman belakang ia masih celingukan kekiri dan kekanan. Lantas didengarnya sebuah teriakan dari rumah Ny. Michiko.
"Hai.. Nobita, kamu mencari siapa?", teriak Ny. Michiko bertanya padanya sambil sibuk menjemur seprei.
"Oh, Ny. Michiko, saya mencari Ibu dan Doraemon", jawab Nobita sambil berjalan mendekat kearah rumah Ny. Michiko.
"Mereka tadi keluar untuk belanja, soalnya di pasaraya ada obral besar", jawab Ny. Michiko.
"Terima kasih!", ucap Nobita sopan menyembunyikan kekecewaannya karena sudah lapar.
"Nobita, kamu sudah makan?", tanya Ny. Michiko yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Nobita.
"Ayo makan siang ditempatku", ajak Ny. Michiko.
Dengan malu-malu, akhirnya Nobita menerima ajakan makan siang itu.
Pada saat makan siang Ny. Michiko bertanya pada Nobita perihal pemuda yang terlihat dikamar Nobita. Meskipun terkejut tapi Nobita berusaha keras menyembunyikan hal yang sesungguhnya dengan berbohong bahwa pemuda itu adalah saudara jauhnya yang lagi mencari pekerjaan sambilan karena sedang membutuhkan uang. Dengan wajah berbinar Ny. Michiko meminta Nobita untuk menyampaikan pada saudaranya bahwa ia membutuhkan orang untuk membersihkan rumah. Merasa ada kesempatan emas, Nobita segera pulang selepas melahap makan siangnya.
Segera setelah Nobita merubah wujudnya menjadi pemuda berumur 25 tahunan ia kembali kerumah Ny. Michiko, tapi kali ini lewat pintu depan. Nobita dewasa memperkenalkan diri sebagai Eifuku dan disambut dengan ramah oleh Ny. Michiko yang hanya memakai kaos panjang tipis sebatas paha tanpa bawahan. Ny. Michiko juga memohon maaf atas pakaiannya yang kurang sopan karena sedang mengepel lantai rumah. Eifuku alias Nobita segera menawarkan bantuan yang segera diterima oleh Ny. Michiko.
Karena akan melakukan pekerjaan yang cenderung basah maka Eifuku memohon ijin untuk melepas pakaiannya. Tanpa berpikir panjang lagi, Ny. Michiko langsung menyetujuinya bahkan diam-diam hal itulah yang diharapkannya. Hanya dengan celana dalam Eifuku segera memulai pekerjaan mengepel lantai itu. Ny. Michiko yang memperhatikan benjolan besar dari depan celana dalam Eifuku sempat tertegun dan salah tingkah dengan wajah merah dipipinya.
Satu jam berlalu dan Eifuku alias Nobita telah menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Ny. Michiko mencoba mengulur waktu dan menunjukkan sebuah kolong berukuran 1x1 meter mirip ruangan kecil tapi panjang untuk dipel juga. Eifuku pun menuruti saja perintah itu meskipun dia yakin bahwa kolong itu tak ada gunanya dibersihkan. Dengan susah payah Eifuku berusaha menyelesaikan secepatnya. Namun baru separohnya dipel, Ny. Michiko ikut pula masuk kedalam kolong sempit itu dengan dalih ingin melihat hasil pekerjaan Eifuku.
Kolong sempit itu membuat tubuh Eifuku dan Ny. Michiko saling bersentuhan. Dengan berdesakan Ny. Eifuku memaksakan diri sampai pada ujung kolong dengan tengkurap sementara Eifuku memberinya jalan dengan bertumpu hanya pada tubuhnya bagian kanan. Tak kuat menahan tumpuannya, tubuh Eifuku terjatuh tak sengaja menindih Ny. Michiko dengan posisi tengkurap juga. Tak pelak benjolan bagian depan celana dalamnya menyentuh serta bergeseran pada pantat dan selakangan belakang Ny. Michiko. Burung Eifuku sontak mengeras berdiri yang dirasakan pula oleh Ny. Michiko. Mendesah pelan ia pun mencoba menggoyangkan pinggulnya dan merapatkan kakinya menjepit benjolan batang kemaluan Eifuku. Sedikit terkejut oleh jepitan itu, Eifuku malah mendorongkan tubuhnya sehingga batang kemaluannya yang panjang dan besar mengeras itu tak hanya menerobos celana dalamnya tapi juga menerobos jepitan kaki Ny. Michiko hingga mencapai bagian depan daerah kemaluan Ny. Michiko.
Desahan pelan Ny. Michiko semakin menjadi-jadi seakan membuat ajakan pada Eifuku alias Nobita. Merasa ada kesempatan untuk mempraktekan ilmu dari mesin kamasutra yang dipelajarinya semalam, Eifuku membuat gerakan. Kaos tipis Ny. Michiko ia tarik keatas hingga lepas, cumbuannya ia lemparkan pada tengkuk hingga sekujur tubuh Ny. Michiko. Lalu dilepaskannya celana dalam Ny. Michiko yang masih tengkurap dan melanjutkan cumbuannya pada daerah kemaluan Ny. Michiko sambil melepaskan celana dalamnya sendiri. Ny. Michiko mengerang keras sambil bergelinjang merasakan kenikmatan lidah Eifuku menerobos liang kewanitaannya.
Beberapa saat kemudian giliran batang kemaluan Eifuku alias Nobita menerobos liang kewanitaan Ny. Michiko. Desahan dan erangan silih berganti keluar dari mulut Ny. Michiko seiring dengan gerak maju mundur pinggul Eifuku, remasan tangan Eifuku pada payudaranya dan jilatan lidah Eifuku pada tengkuknya. Keluarnya cairan hangat kewanitaannya dari dalam liang kenikmatannya menyudahi desahannya dengan napas tersengal-sengal. Eifuku melepas batang kemaluannya yang telah basah kuyub dari liang kewanitaan Ny. Michiko. Lantas ia membalikkan badan Ny. Michiko yang masih lemas itu.
Wajah cantik Ny. Michiko dicumbuinya dan bibir mungil Ny. Michiko menjadi korban lumatan mulut Eifuku. Ny. Michiko hanya membiarkan perbuatan Eifuku itu dengan mata terpejam sembari mengumpulkan tenaga baru. Sedikit demi sedikit kedua kaki Ny. Michiko melebar memberi jalan batang kemaluan Eifuku yang ada diantaranya. Sambil memberi hisapan yang dalam pada pangkal leher kiri Ny. Michiko, Eifuku alias Nobita mendorong masuk batang kemaluannya hingga tempat yang terdalam. Terbelalak mata Ny. Michiko sambil menjerit keenakan. Dilanjut dengan desahan lirih dan erangan sepotong-sepotong membuat Eifuku lebih beringas dan memepercepat gerak maju mundur pinggulnya. Sambil mengapitkan kedua kakinya pada bagian belakang kaki Eifuku, Ny. Michiko menekan-nekan selakangan Eifuku dengan jarinya. Tak lama kemudian batang kemaluan Eifuku berdenyut hebat diiringi dengan semburan cairan pada ujungnya. Timbullah efek berantai dari semburan yang mengenai dinding liang kenikmatan Ny. Michiko. Sambil mendekap erat tubuh Eifuku yang menindihnya, dilepaskan pula cairan kewanitaanya dari liang kenikmatannya.
Eifuku alias Nobita balik kerumah dengan tubuh capek tapi puas karena memperoleh pengalaman baru dan uang sebesar 1000 yen. Namun belum sempat beristirahat panjang ia mendengar ibunya dan Doraemon datang sehingga ia harus segera merubah wujudnya kembali sebelum ibunya tahu. Kembali menjadi Nobita kecil lagi, ia sudah tak sabar menceritakan pengalamannya pada Doraemon.
Mendengar cerita Nobita dari awal hingga akhir membuat Doraemon tercengang.
"Nobita kamu benar-benar pandai", puji Doraemon.
"Sekarang uangnya mana?", tanya Doraemon.
"Eh.. ini hasil jerih payahku, kamu jangan minta bagian", ucap Nobita sombong sambil merogoh sakunya.
Tapi setelah ia keluarkan isinya hanyalah kertas putih kosong.
"Huahaha.. kamu benar-benar bodoh Nobita.. seharusnya kamu keluarkan dulu uangnya dari sakumu sebelum kembali ke usiamu semula", ejek Doraemon sambil tertawa keras.
"Jadi.. jadi..", ucap Nobita bingung dan gugup.
"Ya uangnya ikut berusia muda alias belum dibuat dan hanya berupa bahannya yaitu kertas. Kalaupun kamu balik lagi prosesnya akan malah kumal atau jadi debu. Karena kertas kalau sudah tua kan kumal. Hehehe..", kata Doraemon menerangkan sambil terus tertawa. Sementara Nobita hanya dapat menangis.
E N D
No comments:
Post a Comment